Saturday 8 October 2016

Network Manager Applet tidak muncul di KDE Debian 8

Assalamualaikum wr wb


Setelah saya menginstal KDE-standard di Debian 8, icon network manager tidak muncul di pojok kanan bawah desktop. Tetapi anehnya, jaringan tetap bisa konek meskipun dengan kabel LAN dan di desktop environment yang lain (XFCE dan MATE) nm-applet tetap muncul. Koneksi menggunakan wireless tidak bisa :(

Setelah saya berkonsultasi dengan mbah google, ada beberapa saran yang patut untuk di coba. Langkah pertama, pastikan bahwa network-manager sudah jalan yakni dengan perintah :
# /etc/init.d/network-manager status
Ternyata network-manager sudah berjalan. 

Langkah kedua, browsing lagi dan saya menemukan fakta bahwa network-manager terdiri dari 2 bagian, yakni 
  1. daemon yang berjalan sebagai root (network-manager)
  2. front-end (network-manager-gnome dan plasma-nm)
Tiba-tiba ting, yak itu jawabannya. Saya coba mencarinya di synaptic package manager dan ternyata ada. 
Tinggal klik kotak disampingnya kemudian tekan tombol apply, done. Cara lain, kita gunakan perintah berikut :
# apt-get install plasma-nm

Setelah itu kita restart dan eureka, network-manager applet telah muncul di pojok kanan bawah desktop kita :)

Wassalamualaikum wr wb

Tuesday 20 September 2016

Cetak dengan Slackware 14.2 Yuk

Assalamualaikum wr wb
Salam sejahtera untuk kita semua

Hari ini, proyek kita adalah "Bagaimana Cara Mencetak dengan Slackware 14.2". Setelah kemarin kita sukses menginstal LibreOffice 5.2; langkah selanjutnya yaitu bagaimana dokumen-dokumen yang kita hasilkan dari aplikasi perkantoran tersebut bisa dicetak dari distro kesayangan kita (saya kelez :) ). 

Langkah pertama, tanya dulu ke mbah google, mungkin ada yang pernah mencoba. Alhamdulillah, ternyata ada, yaitu blog ariyasawanda. Di blog tersebut, beliau menginstal printer Canon IP 2770 di Slackware 13.37. Ok, akan saya coba menginstal printer tersebut di Slackware 14.2, bismillah.
  1. Pertama-tama, kita harus mencari driver printer Canon IP 2770 dengan ekstensi rpm di website canon.
  2. Unduh dan letakkan di folder yang anda kehendaki (kalau saya di /home/noviar/Downloads).
  3. Buka terminal dan masuk sebagai root dengan perintah su. Pastikan logo berubah dari $ menjadi #.
  4. Masuk ke lokasi unduhan dengan perintah # cd /home/noviar/Downloads. Periksa apakah driver printer Canon dengan nama cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-rpm.tar.gz sudah terunduh dengan perintah # ls.
  5. Ekstrak file driver canon dengan perintah # tar -xzvf cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-rpm.tar.gz. Opsi x artinya mengekstrak file dari arsip. Opsi z artinya  untuk mengekstrak file arsip tar.gz. Opsi v artinya melihat progress dari file yang diekstrak. Opsi f artinya nama dari file. 
  6. Sekarang di folder Downloads terdapat direktori  cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-rpm. Kita masuk ke direktori tersebut dengan perintah # cd cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-rpm/. Disini terdapat 2 direktori dan 1 file install.sh. Direktori tersebut yaitu packages dan resources.
  7. Yuk, kita masuk ke direktori packages dengan perintah # cd packages. Dengan perintah ls, kita bisa mengetahui bahwa disini terdapat dua file yaitu cnijfilter-common-3.30-1.i386.rpm dan cnijfilter-ip2700series-3.30-1.i386.rpm.
  8. Kita akan mengubah paket rpm menjadi tgz dengan perintah # rpm2tgz. Setelah selesai, di folder packages terdapat tambahan 2 file lagi, yaitu  cnijfilter-common-3.30-1.i386.tgz dan cnijfilter-ip2700series-3.30-1.i386.tgz.
  9. Setelah itu, baru kita instal file tgz tersebut dengan perintah # installpkg *.tgz. Jika sudah selesai, pastikan muncul pemberitahuan Package cnijfilter-common-3.30-1.i386.tgz installed dan   Package cnijfilter-ip2700series-3.30-1.i386.tgz installed.
  10. Alhamdulillah, kita sudah selesai menginstal driver printer Canon IP2770. Sekarang kita cek di Applications > Settings > Print Settings. Ternyata printer kita belum terdeteksi secara otomatis oleh Slackware 14.2. Bahkan disebutkan bahwa "Print service not available". 
  11. Hemmm... sambil menghela nafas, aku bertanya mbah Google. Gotcha, di halaman hasil, saya diantarkan ke website linuxquestions. Disitu, kata Senior Member gezley, kita harus menyalakan service CUPS. Caranya # ls -la /etc/rc.d/rc.cups maka akan muncul -rw-r--r-- 1 root root 3678 Jun 15 13:09 /etc/rc.d/rc.cups. Kita akan menjalankan file tersebut dengan menjalankan perintah chmod +x /etc/rc.d/rc.cups. Langkah terakhir, kita jalankan service CUPS dengan perintah /etc/rc.d/rc.cups start maka hasilnya cups: started scheduler. [  OK  ].
  12. Kita masuk lagi ke Applications > Settings > Print Settings. 
  13. Klik tombol + Add.Kemudian akan muncul jendela seperti dibawah ini : 
  14. Secara otomatis akan muncul Canon IP 2770. Jika belum muncul, lepas kabel USB yang tersambung dengan printer dan sambung lagi. Klik tombol Forward.
  15. Pastikan Canon (recommended) terpilih. Klik Forward.
  16. Pastikan IP 2770 (recommended) dan driver Canon IP 2770 - CUPS + Gutenberg terpilih.
  17. Namai printer sesuai dengan yang anda kehendaki.
  18. Eureka, printer Canon IP 2770 siap digunakan di Slackware 14.2.
Simpulannya, dalam menginstal driver canon IP 2770, kita harus mencari filenya dengan ekstensi rpm, kemudian diubah menjadi tgz dan diinstal. Setelah itu, seting dengan GUI di Print Settings.

Wassalamualaikum wr wb

Referensi :
  • http://ariyasawanda.blogspot.co.id/2011/12/instalasi-printer-canon-ip2770-di_07.html
  • http://www.linuxquestions.org/questions/slackware-14/printing-setup-in-slackware-4175542101/

Monday 19 September 2016

Libreoffice 5.2 di Slackware 14.2; siapa takut???

Assamualaikum wr wb

Awalnya aku hanya ingin mengetik di Slackware 14.2. Setelah saya telusuri, ternyata tidak ada Libreoffice, yang ada hanya Calligra. Sebenarnya sih sama aja, tapi saya kok tetep sreg dengan Libreoffice ya. Bismillah, aku niatkan untuk menginstal Libreoffice 5.2 di Slackware 14.2.

Pertama, saya mencari di Google dengan keyword : "tutorial how to install libreoffice on slackware". Secara muncul hasilnya, gantian saya yang bingung, ngga mudeng wkwkwkw. Ok sekarang saya coba ganti keyword-nya dengan bahasa indonesia, yakni "cara instal libreoffice di slackware".

Di halaman hasil telah muncul beberapa hasil, dan menurut saya, yang mudah dipahami adalah blog catatan mas biru langit. Bahasanya runut, sistematis dan mudah dicerna. Ok kita coba bersama-sama.
  1. Unduh installer aplikasi Libreoffice terbaru disini ya. Pastikan sesuai dengan arsitektur komputer/ notebook anda (x86 untuk 32 bit dan x64 untuk 64 bit). Jangan lupa, cari yang berekstensi rpm ya. Pastikan anda tahu letak file tersebut (kalau saya di /home/noviar/Downloads)
  2. Buka terminal/ Konsole, kemudian masuk sebagai root dengan perintah su. Tanda yang semula $ akan berubah menjadi #. Masuk ke direktori tempat anda meletakkan file tersebut dan periksa dengan perintah ls.
  3. Ekstrak file libreoffice dengan perintah # tar -xzvf LibreOffice_5.2.1_Linux_x86_rpm.tar.gz. Opsi x artinya mengekstrak file dari arsip. Opsi z artinya  untuk mengekstrak file arsip tar.gz. Opsi v artinya melihat progress dari file yang diekstrak. Opsi f artinya nama dari file. 
  4. Setelah diekstrak, akan muncul direktori dengan nama LibreOffice_5.2.1.2_Linux_x86_rpm. Masuk ke direktori tersebut dengan perintah cd LibreOffice_5.2.1.2_Linux_x86_rpm. 
  5. Di direktori tersebut, terdapat 2 buah folder dan 1 buah file. Foldernya yakni readmes dan RPMS. Sedang file hanya satu, yaitu install.
  6. Kita masuk ke direktori RPMS, kemudian kita akan mengubah semua rpm menjadi tgz dengan perintah : # rpm2tgz *.rpm. Setelah proses konversi selesai, pastikan semua file *.rpm mempunyai kembaran *.tgz.
  7. Sekarang kita instal paket-paket tgz tersebut diatas dengan perintah : #  installpkg *.tgz. Tunggu beberapa saat sampai proses instalasi selesai. 
  8. Langkah terakhir, kita cek apakah sudah muncul di kde > Applications > Office. Jika ya, berarti selamat... Anda telah berhasil menginstal Libreoffice 5.2 di Slackware 14.2.
Simpulannya, ternyata Libreoffice 5.2 bisa diinstal di Slackware 14.2 meskipun membutuhkan proses mengubah rpm menjadi tgz dan menginstalnya.

Wassalamualaikum wr wb

Referensi :
  • https://if-unsika-10190.blogspot.co.id/2012/11/cara-install-libre-office-di-slackware.html?showComment=1474260156780#c7502805028276227553
  • http://cubnetwork.com/menguasai-tar-command-di-linux/


Thursday 15 September 2016

Memasang Printer IP2770 di Debian GNU/ Linux Jessie

Assalamualaikum wr wbKali ini saya akan men-sharing tutorial tentang cara menginstal printer Canon IP 2770 di Debian Jessie. Ok, langkah pertama yakni siapkan printernya dan pastikan printer dalam kondisi normal. Setelah itu, kita cari driver Canon IP 2770 yang khusus untuk Debian Jessie. Kata kunci yang saya gunakan untuk mencarinya di Google, "download driver canon ip2770 for debian". Situs web yang saya gunakan adalah http://support-sg.canon-asia.com/contents/SG/EN/0100272002.html. Kemudian unduh dan paket siap diinstal. Sebelum diinstal, ekstrak dahulu dengan Engrampa Archieve Manager (atau program apapun yang anda sukai) dan letakkan di tempat yang anda inginkan. Kalau saya di /home/noviar/Documents. 

 Saya mencoba menginstal via Command Line Interface (CLI). Masuk sebagai root dengan perintah su. Setelah itu masuk ke folder tempat anda menyimpan hasil ekstrak. Kalau saya masuk ke direktori /home/noviar/Documents/cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-deb.Dengan perintah ls kita bisa melihat isi dari folder tersebut, yakni install.sh; direktori packages dan resources. Kita masuk ke direktori packages. Disitu terdapat 2 file dengan ekstensi deb. Kita coba menginstalnya dengan perintah : dpkg -i *.deb. Ternyata tidak berhasil diinstal di sistem saya karena libtiff4 belum diinstal. Hemmm...

Ok, dengan semangat never give, saya langsung bertanya kepada mbah Google, dimana letak file tersebut. Oleh mbah Google ditunjukkan di : https://packages.debian.org/search?keywords=libtiff4. Saya mencoba mencari yang sesuai dengan Debian 8 Jessie, ternyata tidak ketemu. Akhirnya saya mencoba menggunakan file di : https://packages.debian.org/wheezy/libtiff4, daripada tidak sama sekali hehehe :) File tersebut, setelah diunduh, saya letakkan di folder Downloads. Masuk ke direktori tersebut dan instal dpkg -i libtiff4_3.9.6-11+deb7u1_i386.deb. Dan apa yang terjadi, sodara-sodara? Masih ada file yang belum terinstal, yakni libjpeg8. Saya cari lagi dan alhamdulillah ketemu di https://packages.debian.org/wheezy/libjpeg8. Seperti biasa, saya letakkan di folder Downloads dan saya instal dengan perintah dpkg -i libjpeg8_8d-1+deb7u1_i386.deb. Alhamdulillah berhasil.

Karena libjpeg8 sudah terinstal, sekarang kita coba menginstal libtiff4 dengan perintah dpkg -i libtiff4_3.9.6-11+deb7u1_i386.deb dan hasilnya... berhasil. Sekarang tinggal paket utama, yang di direktori /home/noviar/Documents/cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-deb/packages. Kita masuk ke direktori tersebut dan menginstal dengan paket-paket tersebut dengan perintah : dpkg -i *.deb. Hasilnya seperti yang kita harapkan, berhasil.Yeiiiyyyyy. Ok langkah terakhir kita tinggal memeriksa apakah printer sudah muncul di Print Settings. Setelah masuk, alhamduillah printer Canon IP 2770 series sudah muncul secara otomatis di Print Settings. Kita coba yuk dengan mencetak print test page. Alhamdulillah, its work.

Saturday 6 August 2016

Manfaat Samba di Dunia Kerja

Kadang orang berpikir samba adalah jenis tarian dari Brazil. Benar juga sih, tapi yang dimaksud samba disini yang berkaitan dengan komputer, terutama dengan GNU/ Linux.

Sebenarnya saya sudah lama berkenalan dengan samba, namun di tahun 2015 saya jadi lebih intens lagi mengenalnya. Dulu yang saya tahu, samba berfungsi untuk file sharing antara sistem operasi GNU/ Linux dengan Windows. Namun setelah ulik lebih dalam, ternyata fungsinya ya untuk file sharing antar sistem operasi hehehe... :) (ini menurut saya lho ya).

Menurut wikipedia, Samba adalah program yang bersifat open source yang menyediakan layanan berbagi berkas (file service) dan berbagi alat pencetak (print service), resolusi nama NetBIOS, dan pengumuman layanan (NetBIOS service announcement/browsing). Ternyata tidak sesederhana yang saya ketahui hehehe.

Dulu, di tempat saya bekerja, komputer (sebagai server data) dengan sistem operasi Windows 7 Ultimate, mampu menangani pertukaran data dengan jumlah komputer kurang dari 20. Organisasi semakin berkembang, mau tak mau, juga diikuti dengan bertambahnya jumlah komputer. Nah, masalah muncul setelah jumlah komputer lebih dari 20. Ternyata sistem operasi Windows 7 Ultimate tidak bisa melayani jika jumlah user lebih dari 20. What??????

Saya bingung, bagaimana solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Tiba-tiba, eureka, saya mendapatkan ide. Saya akan menggunakan sistem operasi GNU/ Linux yaitu Debian 8 dengan aplikasi utama yakni Samba. Masalah yang kedua adalah hardware, mana ada PC yang nganggur di kantor saya?

Setelah saya cari, alhamdulillah, ketemu PC bekas yang masih jalan. Ok ngga papa, yang penting masih bisa running. Memorinya hanya 1 GB. Setelah mencari kemana-kemana, alhamdulillah ketemu 1 GB lagi, jadi totalnya 2 GB. Untuk harddisk, semula hanya ada satu dengan kapasitas 40 GB. Mosok segitu tok? Saya cari lagi bekasan harddisk, alhamdulillah ketemu 80 GB.

Jadi total kapasitas (calon) server data adalah 120 GB dengan peruntukan 40 GB untuk sistem ( / ) dan 80 GB untuk partisi /home. Doa saya, moga-moga komputer tersebut bisa nyala dan tahan lama. Ok hardware siap, saatnya diuji coba. Saya instal Debian 8 ke komputer tersebut dengan Desktop Environment-nya XFCE. Alasannya, ya supaya lebih ringan aja bro.

Proses instalasi lancar, langsung dilanjut dengan instal aplikasi yang dibutuhkan yakni Samba, ssh server, Clamav dan Rkhunter. Samba, jelaslah, untuk file server. Ssh (secure shell) digunakan untuk me-remote server dari jarak jauh. Lokasi server di lantai 2 sedangkan kantor saya di lantai 3, jika harus jalan kaki bolak-balik, tambah kurus ane gan :)

Untuk keamanan data dari serangan virus dan rootkit, saya gunakan Clamav dan Rkhunter. Clamav sebagai anti virus dan Rkhunter sebagai anti rootkit. Setelah aplikasi-aplikasi tersebut diinstal, langkah selanjutnya yakni menyiapkan folder-folder yang akan menampung data-data karyawan. Folder-folder tersebut ada yang bersifat anonymous dan ada yang bersifat secure.

Folder yang bersifat anonymous digunakan untuk semua karyawan, tanpa kecuali. Sedangkan folder yang bersifat secure digunakan untuk menyimpan data-data yang bersifat rahasia dan tidak semua orang bisa mengaksesnya. Setelah folder-folder siap, langkah selanjutnya yakni membuat map network drive di komputer-komputer yang terhubung dengan server data.

Ok, kita coba, bismillah. Saya coba 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, sampai berbulan-bulan (saya lupa berapa pastinya hehehe :) ), alhamdulillah server data tidak menemui kendala yang berarti. Perawatannya, paling setiap hari harus kita update sistem operasinya (Debian 8), update Clamav-nya dan update Rkhunter-nya.

Setiap hari, setiap pukul 00.00 WIB, Clamav secara otomatis men-scan folder home untuk mencari apakah ada virus yang menyerang server data. Demikian juga dengan Rkhunter, setiap pagi, saya secara manual juga mengecek apakah ada rootkit yang menyerang server data.

O ya sodara-sodara, jangan lupakan backup karena kita tidak pernah tahu kapan kita butuhkan. Yang jelas, setiap hari sabtu, saya sempatkan untuk mem-backup data di server data dengan perintah tar dan saya compress dengan format gz. Usahakan data backup di lokasi selain server ya (yang gede kapasitasnya).

Kesimpulannya, ternyata samba bisa juga dimanfaatkan di dunia kerja ya. Meskipun dengan hardware yang minimal, namun dapat bekerja secara optimal sampai berbulan-bulan. Bahkan kita bisa berhemat anggaran, pembelian sistem operasi Debian 8 Rp 0,00; pembelian flashdisk jadi berkurang karena semua data yang kita butuhkan untuk bekerja ada server data dan semua komputer di kantor terhubung dengannya. Yang penting harus selalu dirawat dan backup, backup, backup karena kita tidak tahu kapan bencana melanda kita. Dengan Samba dan Debian 8, kita bisa membuat server data yang murah, legal dan halal.

Salam GNU/ Linux...

Noviar Bagus Sulistyanto aka Gusnov